Minggu, 01 Mei 2011

Harga turun naik, komuditas cengkeh naik signifikan

                Kota agung, SRI—Harga komuditas hasil bumi di Kabupaten Tanggamus akhir-akhir ini mengalami turun naik, seperti Kakao minggu kemarin sempat berada di harga Rp 28000 namun sekarang sudah setabil kembali di harga Rp22600, namun yang mengalami kenaikan signifikan sekarang ini adalah komuditas Cengkeh dimana sekarang berada di harga Rp71000, padahal minggu kemarin masih di level Rp48000, Kata Rudi pengepul hasil bumi yang berada Kelurahan Pasar Madang Senin(25/4) di kediamannya.
                Sedangkan untuk Kopi mengalami sedikit penurunan harga di mana sekarang berada di harga Rp 17500 yang mana minggu sebelumnya Rp18000 dan komuditas Lada sekarang juga mengalami penurunan harga yaitu sekarang Rp42500 dan minggu kemarin Rp46000, lanjut Rudi.
                Rudi juga menerangkan  naiknya harga cengkeh yang cukup signifikan ini di sebabkan oleh perubahan cuaca yang ekstrem akhir-akhir ini yang berakibat gagal panen petani cengkeh di daerah-daerah penghasil cengkeh sedangkan permintaan konsumen yaitu pabrik-pabrik pengolah cengkeh sangat tinggi, dan faktor inilah sangat berpengaruh terhadap harga cengkeh akhir-akhir ini, terang Rudi.
                “kalau harga Kopi, Kakao dan Lada kita mengikuti harga dunia dan harganyapun tergantung dengan kondisi Negara-negara produsen terbesar komuditas ini, seperti Negara Pantai Gading adalah produsen terbesar Kakao dunia sewaktu ada gejolak perang saudara di Negara itu kemarin sempat membuat harga Kakao melonjak tajam di angka Rp28000, sedangkan komuditas  kopi sangat tergantung dengan negara Brazil karena Brazil adalah produsen terbesar dunia untuk komuditas kopi, apabila di Brazil panennya gagal maka harga kopi pasti mengalami kenaikan” tandas Rudi.
                Terpisah Fahroni, S.E Kepala Bidang Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tanggamus mengatakan memang untuk harga komuditas hasil bumi tidak ada control dari Dinas Koperasi dan UKM Perindustrian dan Perdagangan,”tidak ada control dan pengawasan dari Dinas untuk harga komuditas hasil bumi, karena harga hasil bumi itu mengacu pada harga pasaran dunia,” jelas Fahroni, S.E.(Darwin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar